Arah SDM TI: Dari Spesialis ke Versatilis
Menarik membaca laporan khusus Gartner tentang prediksi 2006 (Gartner Predictcs 2006 Special Report),
yang kebetulan juga dibahas di majalah eBizzAsia bulan pebruari 2006.
Diramalkan bahwa pada tahun 2010 pasar kerja para spesialis Teknologi
Informasi (TI) akan berkurang hingga 40%. Para spesialis (specialist) ini akan digantikan oleh versatilis (versatilist),
yang mampu mengkombinasikan kompetensi dan keahlian teknis, dengan
pengalaman bisnis dan kemampuan memberikan solusi komprehensif. Siapa
itu spesialis? Siapa itu versatilis? kita coba bahas dalam tulisan ini.
Mengapa ada perubahan arah SDM TI seperti ini? Faktor
terbesar adalah meningkatnya persaingan bisnis seiring dengan semakin
kompleksnya perkembangan Teknologi Informasi sendiri. TI semakin
dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di berbagai bidang, diperlukan
solusi multidisiplin, multiplatform dan sesuai dengan konteks
permasalahan yang dihadapi. Disinilah Gartner menyebut istilah “IT
versatilist”, yaitu orang-orang yang memiliki pengalaman, kemampuan
menjalankan berbagai tugas yang beragam dan multidisiplin (versatile),
dimana semua itu untuk menciptakan suatu pengetahuan (baru), kompetensi
dan keterkaitan (context) yang kaya dan padu guna mendorong peningkatan
nilai bisnis.
Sifat
sang versatilis adalah fleksibel terhadap teknologi, orientasi utamanya
adalah untuk memberikan solusi sesuai requirement (kebutuhan) yang
diminta oleh sang customer. Versatilis bukan seorang generalis yang
mengenal semua bidang dan teknologi tapi hanya kulitnya (dangkal).
Versatilis tidak terlahir tiba-tiba, tapi karena pengalaman matang
menjadi seorang spesialis. Versatilis juga bukan spesialis yang hanya
mengerti cakupan bidang yang sempit, meskipun dalam. Versatilis
adalah seorang spesialis yang berpikir lebih luas, berwawasan, matang,
penuh perhitungan, mengerti tentang bisnis, orientasi kerja untuk
memberi solusi, mampu bekerjasama (membangun networking) dengan
orang-orang TI lain maupun non TI, dan yang pasti tidak mengkotakkan
dirinya pada sebuah teknologi, tool atau platform.
Prediksi Gartner ini diperkuat oleh beberapa data,
misalnya tentang 80% profesional TI di Amerika bekerja di
perusahaan-perusahaan yang menerapkan TI, dan bukan
perusahaan-perusahaan TI sendiri (hardware, software, service). Wajarlah
seorang profesional TI dituntut untuk memiliki kemampuan verbal dalam
menyampaikan konsep-konsep teknologi informasi dalam bahasa yang
dimengerti oleh banyak orang. Inilah dia sang Versatilis!
Sebelum
membaca laporan Gartner ini sebenarnya saya sudah mendapatkan
pencerahan dari pengalaman pribadi selama 10 tahun di Jepang. Keluar
masuk bekerja parttime maupun semi fulltime di berbagai perusahaan TI
Jepang, mulai dari menjadi teknisi, engineer, developer, konsultan
sampai lecturer. Saya mungkin tidak menyebut sebuah terminologi seperti
Versatilis, hanya saya mencoba memberi gambaran tentang figur SDM TI
Indonesia dalam kesempatan berbicara di seminar dan workshop di berbagai
tempat. Mudah-mudahan yang sering mengikuti seminar saya mengingat
kembali tentang hal ini . Pesan yang saya sampaikan khusus untuk para generasi muda SDM TI Indonesia adalah:
-
OS, bahasa pemrograman, software dan teknologi hanyalah sebuah tool (alat), yang harus kita kuasai dan gunakan untuk memecahkan masalah dan membangun solusi. Dia bersifat tidak kekal, dia bukanlah agama yang harus dianut dan difanatikkan seumur hidup. Ketergantungan terhadap sebuah tool adalah kebodohan. Debat kusir tentang tool dan saling mengumpat atau membela mati-matian sebuah tool adalah tindakan sia-sia, karena mereka masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.
-
Setiap peluang memiliki nilai untung dan rugi, setiap keputusan yang diambil dalam hidup harus memperhitungkan opportunity cost yang harus dibayar.
-
Cerdas dalam mengambil berbagai peluang yang ada dan usahakan mengemasnya dalam sebuah karya dan produk yang menjadi solusi bagi orang lain.
-
Mengambil kesempatan kerja part time atau full time sebagai proses pembelajaran dan melatih diri secara riil
-
Latihlah kemampuan verbal. Diantara kesibukan berkomunikasi dengan mesin (komputer), tetap latih teknik dan strategi berkomunikasi dengan manusia. Berlatihlah menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita kuasai dengan bahasa sederhana dan dapat dipahami dengan mudah oleh orang awam sekalipun.
-
Bangun jaringan (networking) dan kerjasama dengan berbagai pihak. Setiap pertemuan dengan orang lain, siapapun dia, akan membawa manfaat bagi kita, meskipung kadang-kadang tidak langsung datang seketika.
Perlahan tapi pasti, dengan modal pengalaman, skill,
kompetensi, dan sertifikasi spesialis yang kita miliki, marilah kita
berlatih menjadi seorang versatilis.
Selamat berdjoeang ….
No comments:
Post a Comment