Ingin Kaya, Segeralah Menikah
Pernikahan adalah sumber kekayaan. Yang dimaksud dengan kekayaan di
sini, bisa dalam arti sesungguhnya, bisa juga berarti kekayaan jiwa.
Sebagaimana disebutkan dalam sebuah riwayat:
“Kekayaan
sesungguhnya adalah kekayaan jiwa. Apabila Allah menginginkan kebaikan
bagi seorang hamba, pasti Allah menciptakan kekayaan dalam jiwanya,
menempatkan ketakwaan dalam hatinya. Dan
apabila Allah menginginkan keburukan pada diri seseorang, pasti Allah
akan menciptakan baying-bayang kemiskinan di depan matanya.”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya, 14: 101. Asal hadits
ini ada dalam Al-Bukhari dan Muslim.]
Kekayaan materi pun sudah
dijanjikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada orang-orang fakir yang
berniat akan menikah, dalam firman-Nya:
“Dan nikahkanlah
orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut
(nikah) dari hamba-hamba sahayamu yang wnaita. Jika mereka miskin, Allah
akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. Dan Allah Maha luas
(pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” [QS. An-Nuur: 32].
Dalam
ayat tersebut, kata “yughnillahu” atau ja’alahumullahu ghaniyan
menunjukkan bahwa Allah dengan segala kekuasaannya akan menjadikan
mereka itu kaya dengan perkawinannya.
Mungkin ada pertanyaan,
“Masa sih, dengan menikah dapat membuat orang menjadi kaya?” Jawaban
yang simpel dan praktis adalah bahwa mayoritas orang yang kaya adalah
orang yang telah menikah bukan yang masih bujang.
Itu
kenyataan. Dan itu disebabkan karena orang yang masih bujang pada
umumnya belum mampu mengelola keuangannya dengan baik meskipun ia
berpenghasilan lumayan banyak, duitnya tersebut akan habis entah
dibelanjakannya ke mana. Berbagai tuntutan gaya hidup liberal masa kini,
kian membuat para pemuda menjadi sangat ceroboh dalam penggunaan uang.
Berbeda halnya dengan orang-orang yang telah menikah, karena orang yang
telah menikah bisa jadi tanpa disadarinya, telah mendapat beberapa
kelebihan sebagai hasil dari penyempurnaan ibadahnya dalam agama,
meskipun keuangan kurang memadai, namun ia masih memiliki apa yang
otomatis tidak dimiliki oleh orang yang masih bujang, yaitu istri dan
anak. Menikah adalah separuh dari agama seorang Muslim.
Tidak
heran, jika kita akan melihat lancarnya rizki kawan atau saudara yang
telah menikah, apalagi setelah mereka mendapatkan anak.
Ibnu Mas’ud berkata, “Carilah kekayaan dengan menikah.”
Abu bakar Ash-Shiddiq radhiallahu ‘anhu pernah berkata, “Taatlah
perintah Allah untuk menikah, pasti Allah akan memenuhi janji-Nya kepada
kalian untuk memberi kecukupan.”
Share
No comments:
Post a Comment